Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Awas, Racun Sianida Mengintai di Sudut Makanan yang Kita Telan!

Munculnya film “ice cold” dari netflix sangat membuat heboh negeri  konoha sekali lagi. Kasus yang dahulu sangat tinggi sekali pro-kontra nya seolah dibangkitkan kembali. Entah siapa yang benar dan yang salah, secara pasti hanya tuhan yang tahu. Namun kita seperti diingatkan lagi akan bahaya dari bahan kimia yang satu ini, sianida.

Image by Clker-Free-Vector-Images from Pixabay

Pengertian sianida

Sianida (cyanide dalam bahasa Inggris) merupakan senyawa kimia beracun yang tesusun dari atom karbon (C) yang terikat dengan atom nitrogen (N) dan atom karbon (C) yang terikat dengan atom hidrogen (H). Sianida dalam bentuk anion, seperti ion sianida (CN-), adalah yang paling beracun.

Sianida adalah zat beracun yang dapat mengganggu proses respirasi sel dalam tubuh manusia dan hewan. Ini menghambat kemampuan sel untuk menggunakan oksigen, yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat jika terpapar dalam jumlah yang cukup besar. Sianida dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, termasuk hidrogen sianida (HCN) dan sianida sederhana seperti natrium sianida (NaCN) atau kalium sianida (KCN).

Sianida digunakan dalam beberapa aplikasi industri, termasuk dalam pemurnian logam, pertanian, dan bahkan dalam beberapa jenis pestisida. Namun, karena sifat beracunnya, penggunaan sianida sangat diatur, dan tindakan keamanan yang ketat harus diikuti dalam penggunaannya. Selain itu, sianida juga terkenal karena digunakan dalam kasus pembunuhan atau bunuh diri karena toksisitasnya yang tinggi.

Mekanisme racun sianida

Sianida adalah senyawa beracun yang mengganggu proses respirasi sel dalam tubuh manusia dan hewan dengan menghambat penggunaan oksigen oleh sel. Mekanisme kerja racun sianida dalam darah yang mengikat oksigen adalah sebagai berikut:

  1. Interaksi dengan Sistem Enzimatik: Sianida bekerja dengan cara mengikat dengan enzim penting yang disebut sitokrom oksidase. Sitokrom oksidase adalah enzim yang berperan dalam rantai transportasi elektron seluler yang terlibat dalam produksi energi (ATP) dalam mitokondria sel.
  2. Penghambatan Oksidasi: Ketika sianida terikat pada sitokrom oksidase, itu menghambat kemampuan enzim untuk mengoksidasi (menghilangkan elektron dari) ion hidroksida. Ini mengganggu aliran normal elektron dalam rantai transportasi elektron, sehingga mengganggu produksi ATP yang sangat penting untuk sel.
  3. Akumulasi Elektron: Akibatnya, elektron dari reaksi kimia dalam rantai transportasi elektron tidak dapat bergerak sebagaimana mestinya. Akibatnya, ion hidroksida dan oksigen tidak dapat menggabungkan untuk membentuk air (H2O) seperti yang seharusnya terjadi dalam respirasi normal. Hal ini mengakibatkan penumpukan ion hidroksida dan penghambatan penggunaan oksigen oleh sel.
  4. Hipoksia Seluler: Akumulasi ion hidroksida dan penghambatan produksi ATP mengakibatkan hipoksia seluler, yang berarti sel-sel tidak menerima cukup oksigen untuk menjalankan proses vitalnya. Hipoksia seluler menyebabkan kerusakan sel dan organ yang cepat, yang pada akhirnya dapat berakibat fatal jika tidak diobati.
  5. Gejala Intoksikasi: Intoksikasi sianida dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas, pusing, sakit kepala, kebingungan, muntah, kejang, dan pada akhirnya, kematian akibat kegagalan pernapasan.

Ringkasnya seperti ini, jika kita pernah dicekik lehernya, artinya pernafasan kita yaitu paru-paru kita akan terganggu untuk bernafas. Karena pasokan udara yaitu oksigen ke paru-paru tidak ada, maka lama-lama kita akan lemas dan meninggal.

Nah bedanya ketika kita terkena racun sianida, maka terganggunya pernafasan ini terjadi secara seluler, menyeluruh. Artinya setiap sel yang harusnya bisa bernafas yaitu dapat pasokan oksigen ternyata terhalang kemampuannya untuk menangkap oksigen. Terjadilah ketercekikan masal sel dalam tubuh kita, tak bisa bernafas dan mati, sedangkan oksigen berlimpah di sekitar kita. Seperti itulah dampaknya jika terkena racun sianida

Bahan makanan sumber sianida

Sumber sianida ternyata banyak tersebar di sekitar kita. Kalo kita jeli, bahan makanan yang remeh seperti singkong itu ternyata salah satu sumber sianida juga. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengetahui bahan makanan apa saja yang mengandung sianida dan bagaimana pengolahan makanan yang baik agar makanan yang kita buat menjadi aman. Berikut ini beberapa bahan makanan yang mengandung sianida

  1. Singkong: Singkong adalah makanan pokok di beberapa wilayah dunia, tetapi banyak varietas singkong mengandung glikosida sianogenik. Oleh karena itu, singkong perlu diolah dengan benar untuk menghilangkan sianida sebelum dikonsumsi.
  2. Biji aprikot: Biji aprikot mengandung glikosida sianogenik dan dapat menghasilkan sianida jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi biji aprikot.
  3. Kacang bit: Beberapa varietas kacang bit juga mengandung glikosida sianogenik.
  4. Sebagian kecil biji-bijian dan kacang-kacangan: Sejumlah kecil kacang polong, almond, dan biji bunga matahari juga mengandung glikosida sianogenik.
  5. Dan lain sebagainya

Beberapa bahan makanan di atas secara umum mengandung sianida, namun memiliki ralatifitas mengenai kadar sianida yang ada di dalamnya. Jadi dengan mengetahuinya kita bisa menjadi lebih berhati-hati dalam bertindak.

Di samping itu kita juga harus mengetahui beberapa ciri atau kondisi dari bahan makanan yang mengandung sianida. Berikut beberapa parameter yang bisa kita gunakan:

  1. Rasa Pahit atau Astringen: Bahan makanan yang mengandung glikosida sianogenik sering kali memiliki rasa pahit atau astringen. Rasanya mungkin lebih pahit dari bahan makanan yang umumnya tidak mengandung sianida.
  2. Kulit Tunggul (Biji): Banyak bahan makanan yang mengandung sianida dalam jumlah tinggi memiliki biji atau kulit tunggul yang mengandung konsentrasi tinggi glikosida sianogenik. Contohnya termasuk biji aprikot, biji ceri, dan biji buah persik.
  3. Warna Khusus: Beberapa buah atau tanaman yang mengandung glikosida sianogenik dapat memiliki warna yang berbeda dari varietas yang tidak mengandung sianida. Misalnya, singkong varietas tertentu dapat memiliki warna yang lebih merah atau ungu daripada yang tidak mengandung glikosida sianogenik.
  4. Aroma Tertentu: Beberapa makanan yang mengandung sianida mungkin memiliki aroma yang khas, meskipun ini mungkin sulit dikenali tanpa pengalaman yang cukup.

Cara menghilangkan kadar sianida

Kita tahu bahwa sianida terkandung dalam beberapa bahan makanan, namun kita tidak perlu khawatir akan hal itu asal kita memiliki ilmu untuk mengenalinya dan mengolahnya. Ditambah juga dengan sifat dari sianida sendiri, terkhusus titik uapnya. Titik didih sianida (HCN) adalah sekitar -20,7 derajat Celsius (-5,3 derajat Fahrenheit) pada tekanan atmosfer normal (1 atmosfer atau 101,3 kPa). Ini berarti bahwa pada suhu di bawah -20,7 derajat Celsius, sianida dalam bentuk gas akan mengkondensasikan menjadi cairan. 

Dengan bermodal tahu sifat sianida di atas, maka ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk menghilangkan sianida dalam bahan makanan kita, yaitu:

  1. Pemasakan: Pemasakan adalah cara paling umum untuk menghilangkan sianida dari makanan. Dengan memasak makanan dalam air mendidih, sianida yang terikat dalam bentuk glikosida sianogenik akan terlepas dan larut dalam air. Pastikan makanan dimasak hingga benar-benar matang. Misalnya, singkong, biji aprikot, dan kacang bit perlu dimasak dengan benar untuk menghilangkan sianida.
  2. Perendaman: Merendam makanan dalam air selama beberapa jam atau semalam dapat membantu menghilangkan sianida. Air yang digunakan untuk merendam sebaiknya diganti beberapa kali selama proses perendaman. Ini adalah metode yang umum digunakan untuk mengolah singkong. Pastikan untuk membuang air rendaman sebelum memasak makanan.
  3. Pengupasan: Untuk beberapa makanan, seperti singkong, pengupasan kulit atau bagian yang mengandung sianida dapat membantu mengurangi risiko paparan. Setelah pengupasan, pastikan untuk memasak makanan dengan baik.
  4. Pemilihan Varietas: Ketika memilih makanan yang mengandung sianida, Anda dapat mencari varietas yang memiliki kandungan sianida yang lebih rendah atau yang lebih aman untuk dikonsumsi. Misalnya, beberapa varietas singkong memiliki kandungan sianida yang lebih rendah daripada yang lain.
  5. Pengeringan: Beberapa makanan juga dapat diolah dengan mengeringkannya, seperti dalam pengeringan sinar matahari, yang dapat membantu menghilangkan sianida. Namun, metode ini mungkin lebih rumit dan kurang umum.

Semoga beberapa keterangan di atas mengenai sianida bisa berguna bagi kita semua, khususnya dalam menghadapi makanan yang akan kita santap. 


Posting Komentar untuk "Awas, Racun Sianida Mengintai di Sudut Makanan yang Kita Telan!"